Jumat, 20 Mei 2011

Bicara bibit bebet bobot

Saat kita sudah beranjak dewasa, dimana kita sudah harus memutuskan untuk mengakhiri masa lajang kita, kita bingung harus bagaimana, bagaimana mencari atau menemukan mana pasangan yang benar-benar pas dan cocok dengan kita. Dimana kita diwanti-wanti (in jawanya) oleh sesepuh kita seperti embah atau pun orang tua kita agar memilih pasangan sesuai bibit,bebet bobot yang pas dengan kita. Tak ada yang salah dari ungkapan tersebut, ada baiknya kita meresapi ungkapan itu, karena jika kita bisa menerapkannya, insyallah kehidupan kita bersama pasangan kita akan baik-baik saja.
Cari pasangan perlu melihat bibit, yang artinya asal-usul pasangan kita harus jelas identitasnya dan statusnya, apakah single atau duda beranak dua, hehehe dan yang perlu diperhatikan keturunan dari siapakah pasangan kita, bukannya mau membentengi,tetapi hanya untuk sekedar tahu supaya jelas.
Melihat dari sisi bebetnya, bagaimana keluarga si calon kita, apakah dari keluarga baik-baik, keluarga agamis, keluarga broken home, melihat dari pertemanannya serta lingkungannya, apakah lingkungannya dalam zona standart atau zona erupsi, hehhee. Maksudnya apakah si calon mempunyai lingkungan yang berdampak baik atau buruk.
Melihat dari sisi bobotnya, penilaian ini secarah utuh tertuju kepada si calon, yang mencangkup bagaimana pendidikan si calon, apakah pengangguran atau sarjana, gaya hidupnya bagaimana, sederhana, glamour, hedonis, serta yang paling tingkat keimanannya. Karena dalam hidup kita yang kita kejar bukan semata-mata adalah kehidupan duniawi saja, melainkan kita harus mengejar kebahagiaan di akhirat nanti.
Keseimbangan itu perlu, dalam berbagai hal pun, keseimbangan itu sangatlah penting. Semua yang serba tidak seimbang, apalagi berlebihan juga tidak baik untuk kelangsungan hidup, misalnya saja kita didunia ini hanya mengejar harta dan martabat sedangkan masalah amalan untuk di akhirat kita sama sekali nol besar, sama halnya yang kita kerjakan didunia ini percuma, Karena kehidupan yang sesungguhnya baru saja akan dimulai kelak di akhirat nanti, untuk itui keseimbangan dalam berbagai hal itu sangat penting untuk kehidupan yang nyaman, aman dan sejahtera.
Sedikit cerita mengenahi masalah diatas, contohnya saja si A adalah anak dari seorang pegawai dan si B adalah anak dari seorang pedagang, jika si A dan si B tidak bisa menjembatani celah diantara mereka maka hubungan yang merka jalin akan tidak sehat.
jika dinilai dari segi bibit, bebet dan bobotnya mereka sangatlah berbeda, dan pada akhirnya membuat luka pada hubungan mereka kelak, sebenarnya tinggal kita yang menjalani dan menyikapinya, yah tergantung pribdainya masing-masing, apakah kita bisa membawa diri dan beradaptasi pada lingkungan disekitar kita.
Jika kita sudah bisa beradaptasi dengan baik dalam segala lingkungan, masalah bibit, bebet dan bobot bisa dikesampingkan, yah tergantung pembawaan orang tersebut, tetapi pada ujung-ujungnya masih saja bibit, bebet dan bobot masih tetap dipakai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar