Sabtu, 21 Mei 2011

Cantik Sepenuhnya

Wanita mana yang tak ingin tampil cantik? Kebanyakan wanita menginginkan di puji dan dikatakan cantik, itu wajar. Pendek kata, wanita ingin dirinya tampilmcantik dimata semua orang, Tetapi cantik yang seperti apa? Cantik dibagi menjadi dua, yaitu cantik diluar dan cantik didalam.
Cantik dari luar yaitu cantik secara fisik,misalnya memakai busana yang rapi, anggun, serta berperilaku sopan, tetapi kebanyakan wanita jaman sekarang terlalu banyak gaya yang belum tentu pantas dan belum tentu sedap di pandang mata.
Perlu diperhatikan etika berbusana dan berperilaku. Disinilah peran lingkungan sangat berpengaruh, kebanyakan di lapangan, banyak wanita yang memakai hot pants, rok mini, teng top, yang berala kebarat-baratan berasal dari lingkungan yang kurang kondusif, yang artinya lingkup kehidupannya tidak terlalu memperhatikan peraturan berbusana menurut agama secara sopan.
Sering kita jumpai di masyarakat, kebanyakan wanita memamerkan lekuk tubuhnya, karena beranggapan cantik itu harus sexsy dan harus memperlihatkan bagian-bagian tubuh yang seharusnya tidak diperlihatkan kepada khalayak ramai. wanita cantik memakai serba mini dengan wanita yang memakai jilbab atau pakaian yang menutupi auratnya, pasti akan kelihatan anggun yang memakai jilbab.
Cantik yang kedua yaitu cantik dari dalam, yaitu keramahan hati, jujur, baik, pemaaf, bagaimana cara berucap. Sering di jumpai dalam lingkungan kita, wanita cantik tetapi perkataan dan sifatnya tidak secantik wajah dan hatinya, sungguh sangat di bayangkan, kecantikan yang dimilikinya hanyalah semu.
Semua orang bisa menilai mana cantik yang sejati dengan cantik yang semu, karena cantik yang seutuhnya adalah cantik yang seimbang yaitu cantik luar dalam. Jadi Marilah kawan semua kita sebagai wanita harus bisa menyeimbangkan antara cantik diluar dan didalam.
Wanita cantik tahu bagaimana dirinya berperilaku. Yang tidak mudah terbawa mengikuti arus. Jadi kita harus mempunyai prinsip sebagai pedoman hidup untuk diri kita sendiri agar kita terlindung dari hal-hal yang tidak di inginkan

Jumat, 20 Mei 2011

Bicara bibit bebet bobot

Saat kita sudah beranjak dewasa, dimana kita sudah harus memutuskan untuk mengakhiri masa lajang kita, kita bingung harus bagaimana, bagaimana mencari atau menemukan mana pasangan yang benar-benar pas dan cocok dengan kita. Dimana kita diwanti-wanti (in jawanya) oleh sesepuh kita seperti embah atau pun orang tua kita agar memilih pasangan sesuai bibit,bebet bobot yang pas dengan kita. Tak ada yang salah dari ungkapan tersebut, ada baiknya kita meresapi ungkapan itu, karena jika kita bisa menerapkannya, insyallah kehidupan kita bersama pasangan kita akan baik-baik saja.
Cari pasangan perlu melihat bibit, yang artinya asal-usul pasangan kita harus jelas identitasnya dan statusnya, apakah single atau duda beranak dua, hehehe dan yang perlu diperhatikan keturunan dari siapakah pasangan kita, bukannya mau membentengi,tetapi hanya untuk sekedar tahu supaya jelas.
Melihat dari sisi bebetnya, bagaimana keluarga si calon kita, apakah dari keluarga baik-baik, keluarga agamis, keluarga broken home, melihat dari pertemanannya serta lingkungannya, apakah lingkungannya dalam zona standart atau zona erupsi, hehhee. Maksudnya apakah si calon mempunyai lingkungan yang berdampak baik atau buruk.
Melihat dari sisi bobotnya, penilaian ini secarah utuh tertuju kepada si calon, yang mencangkup bagaimana pendidikan si calon, apakah pengangguran atau sarjana, gaya hidupnya bagaimana, sederhana, glamour, hedonis, serta yang paling tingkat keimanannya. Karena dalam hidup kita yang kita kejar bukan semata-mata adalah kehidupan duniawi saja, melainkan kita harus mengejar kebahagiaan di akhirat nanti.
Keseimbangan itu perlu, dalam berbagai hal pun, keseimbangan itu sangatlah penting. Semua yang serba tidak seimbang, apalagi berlebihan juga tidak baik untuk kelangsungan hidup, misalnya saja kita didunia ini hanya mengejar harta dan martabat sedangkan masalah amalan untuk di akhirat kita sama sekali nol besar, sama halnya yang kita kerjakan didunia ini percuma, Karena kehidupan yang sesungguhnya baru saja akan dimulai kelak di akhirat nanti, untuk itui keseimbangan dalam berbagai hal itu sangat penting untuk kehidupan yang nyaman, aman dan sejahtera.
Sedikit cerita mengenahi masalah diatas, contohnya saja si A adalah anak dari seorang pegawai dan si B adalah anak dari seorang pedagang, jika si A dan si B tidak bisa menjembatani celah diantara mereka maka hubungan yang merka jalin akan tidak sehat.
jika dinilai dari segi bibit, bebet dan bobotnya mereka sangatlah berbeda, dan pada akhirnya membuat luka pada hubungan mereka kelak, sebenarnya tinggal kita yang menjalani dan menyikapinya, yah tergantung pribdainya masing-masing, apakah kita bisa membawa diri dan beradaptasi pada lingkungan disekitar kita.
Jika kita sudah bisa beradaptasi dengan baik dalam segala lingkungan, masalah bibit, bebet dan bobot bisa dikesampingkan, yah tergantung pembawaan orang tersebut, tetapi pada ujung-ujungnya masih saja bibit, bebet dan bobot masih tetap dipakai.

Sabtu, 07 Mei 2011

Warna warni kehidupan ooooh indahnya

Kaya-miskin???? Kata-kata yang sering kita dengar, dan menjadi jurang bagi kita. Karena perbedaan factor social yang sangat mencolok tersebut, jurang pemisah itu ada, yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin sengsara. Jika disuruh memilih antara kaya dan miskin tentunya semua orang pasti memilih kaya, tetapi jika memang digariskan sedang-sedang saja , ya kita bersyukur saja
Kaya atau miskin masalah harta itu bisa kita cari, kita bisa berusaha mencari harta dengan bekerja keras, tetapi sangat disayangkan jika kita sampai miskin ilmu, miskin iman…..nauzubillah….yang ada hanya keinginan untuk bagaimana meraih kekayaan dengan menghalalkan berbagai cara yang menyimpang dari agama dan hukum.
Keinginan ingin dilihat, “inilah aku” yang selalu haus akan pujian juga bisa membutakan mata serta mata batin kita. Kalau sudah gelap hati serta miskin iman itu yang membuat syetan senang merasuki akal pikiran manusia.
Sebenarnya tiada guna dan manfaat gila harta dan gila pangkat serta pujian dunia yang semu ini. Di dunia ini bukanlah kehidupan yang kekal, karena kehidupan yang sebenarnya baru kita semua akan rasakan di akherat.
Perlunya pelajaran tentang agama dari dini dan peran keluarga yang penuh dalam mendidik anak-anak penerus bangsa agar berguna bagi nusa dan bangsa, serta factor lingkungan juga harus perlu diperhatikan, seperti pepatah mengatakan “jika kamu dekat penjual minyak wangi maka kamu juga akan terkena harum wanginya, tetapi jika kamu dekat dengan bau comberan maka kamu juga akan bau comberan”. Jadi intinya, walaupun kita sudah di didik dalam keluarga kita dengan baik-baik jika lingkungan di sekitar kita kurang kondusif maka kita akan ikut terkontaminasi jika kita tidak bisa membentengi diri.
Kemunafikan atas ucapan sering kita dengar dan lihat dalam kehidupan sehari-hari kita menjadikan kehidupan ini menjadi lebih berwarna, beda kepala,beda warna rambut beda pula pola pikir seseorang. Kesombongan akan suatu hal juga sering kita jumpai dan kadang kita melakukannya, maklum lah, manusia adalah tempatnya salah, tapi sampai kapan kita akan salah, kapan kita akan berubah??? Apa kita puas dengan diri kita yang seperti ini??? Apakah kita akan berdiam diri seperti ini??? Yang hanya mengikuti arus saja, baik-baiknya berujung di laut, jikalau berujung di comberan,…nauzubillah…mau jadi apa anak bangsa kita jaman sekarang???
Mulai dari sekarang marilah kita sedini mungkin mempertebal iman dan taqwa kita terhadap Allah SWT, agar kita dijauhkan dari hal-hal yang buruk, dan semoga apa yang kita lakukan dalam kehidupan kita masing-masing adalah karena Allah semata dan karena takut akan laranganNya dan taat karena perintahNYa.

awas....jangan sepelekan masuk angin

Penyakit masuk angin??? Semua orang pasti pernah mengalaminya…tapi, eiiitzzzz….jangan sembarangan meremehkan penyakit masuk angin. Jika dibiarkan saja bisa berbahaya bagi tubuh lho….penyebabnya bisa dikarenakan stress dan daya tahan tubuh kurang optimal. Stres memang akrab dengan keseharian kita. Mungkin karena stres sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, banyak orang yang tidak menyadari keberadaan stres. Apalagi tanda-tanda stres sangat umum.
Untuk mengetahui seseorang mengalami stres atau tidak, diperlukan pengamatan gejala, baik fisik maupun psikis selama dua minggu. Secara psikologis stres tampil dalam wujud perasaan cemas, panik, perilaku gelisah, emosi labil, cepat tersinggung, malas, frustasi, dan sebagainya.
Selain itu stres juga mendatangkan gejala fisik, seperti gangguan hormonal, sakit maag, pusing, sakit kepala, sakit pinggang, sering masuk angin, sulit berkonsentrasi, serta gangguan tidur. Rasa cemas berlebihan karena stres akan memacu hormon tertentu di dalam tubuh yang bisa meningkatkan peningkatan denyut jantung dan darah. Rasa cemas juga akan memicu produksi asam lambung.
Cemas berkepanjangan juga akan menyebabkan ketegangan otot-otot tubuh. "Akibatnya muncul keluhan sering sakit kepala, gampang masuk angin, dan kelelahan kronis," imbuhnya.
Tidak jarang pasien yang sebenarnya memiliki stres berpindah-pindah dokter karena keluhan yang tidak kunjung hilang. Obat yang diminum pun tidak ada yang manjur. Dalam dunia kedokteran gejala itu disebut psikosomatis, sehat tapi merasa sakit. sekitar 20-30 persen pasien yang berobat ke dokter umum sebenarnya adalah orang yang mengalami keluhan fisik karena stres.
Lebih parahnya lagi, masuk angin yang terlalu sering bisa menyebabkan gejala penyakit jantung coroner….waw…ngeri….maka dari itu jangan sepelekan penyakit walaupun hanya masuk angina saja. Kejadian jantung koroner bisa dicegah hingga 80 persen dengan cara mengenali dan melakukan deteksi dini terhadap penyakit tersebut. Salah satu penyebab pasien datang terlambat karena kekeliruan menduga gejala serangan jantung.
Banyak pasien yang datang terlambat karena mengira yang dirasakan akibat masuk angin. Padahal kecepatan terapi dan penanganan kasus serangan jantung dalam hitungan menit, sangat menentukan persentase otot jantung penderita untuk diselamatkan
ketika terjadi serangan jantung, biasanya penderita mengeluh dada seperti tertekan benda berat disertai rasa kebas yang menjalar ke lengan. Sebagian penderita mengeluh sakit di punggung dan dagu, ada pula yang merasa leher seperti tercekik, keluar keringat dingin, dan lemas.
Seseorang yang mempunyai faktor resiko kardiovaskuler, kata Fauzi, memiliki kecenderungan lebih tinggi menderita gangguan koroner dibandingkan mereka yang tanpa risiko. Semakin banyak faktor risiko yang dimiliki, semakin besar kemungkinan terserang penyakit jantung koroner.
Mereka yang termasuk faktor risiko antara lain berusia lanjut, riwayat keluarga, hiperkolesterol, tekanan darah tinggi, kencing manis, dan kebiasaan merokok. Resiko penyakit jantung koroner pada laki-laki mulai melonjak di usia 45 tahun dan perempuan 55 tahunDada nyeri dan sesak napas? Mula-mula nyeri itu hanya terasa di dada sebelah kiri, tetapi lama-kelamaan menjalar sampai bahu, leher, dan lengan kiri. Bahkan, terkadang rasa nyeri itu bisa sampai ulu hati dan menusuk ke belakang.


Nyeri bahkan akan semakin menggila saat menarik napas dalam. Rasa nyeri itu terkadang datang tidak hanya saat beraktivitas, tetapi juga saat bersantai. Bila itu terjadi pada Anda, jangan menyepelekan gejala seperti ini
Menurut dia, banyak orang menyangka gejala-gejala itu sebagai masuk angin. Dugaan itu bisa jadi salah karena gejala-gejala tersebut juga merupakan tanda-tanda awal dari penyakit jantung.



Gejala awal dari penyakit jantung hampir sama dengan masuk angin. Itulah sebabnya, banyak orang yang lantas mengabaikan gejala ini. Kalaupun ada yang mengambil tindakan, mereka lebih suka mengobati dengan cara kerokan. Padahal, kerokan hanya untuk menghilangkan angin saja.



Hilangnya rasa nyeri setelah kerokan juga bukan berarti penyakit hilang. Maklum, gejala nyeri di jantung hingga sesak napas terkadang hilang dengan sendirinya. Namun, terkadang bisa timbul disertai rasa nyeri yang hebat.
Menurut para ahli jantung, gejala seperti ini muncul karena pembuluh darah mengalami penyempitan. Alhasil, distribusi makanan bagi jantung atau oksigen tidak bisa berjalan normal. Padahal, oksigen dibutuhkan untuk mendukung kinerja jantung. “Bila pasokan oksigen berkurang, kinerja jantung terganggu, bahkan bisa mengakibatkan serangan jantung atau yang sering dikenal gagal jantung,” lanjutnya.

Oleh karena itu, para pakar jantung menyarankan agar Anda lebih waspada bila mengalami kram atau nyeri pada jantung. Apalagi bila sudah disertai dengan sesak napas. timbulnya nyeri dada juga merupakan tanda telah terjadi kerusakan pada otot-otot jantung yang memompa darah. Kerusakan tersebut akan terus berkembang seiring pertambahan umur.
Jadi, “Begitu nyeri terasa, lebih baik segera ke dokter atau ahli jantung. Maklum, jika terlambat, dokter atau ahli jantung hanya punya waktu sekitar 12 jam untuk bisa kembali melebarkan pembuluh darah tersebut.

Sikap waspada juga dibutuhkan lantaran penyakit jantung termasuk salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Penelitian yang dilakukan Kementerian Kesehatan menyebutkan, sejak tahun 2007 penyakit jantung merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia dengan jumlah kematian lebih dari 220.000 jiwa per tahun. Jumlah itu di atas penyakit tuberkulosis yang jumlah kematiannya 127.000 jiwa per tahun.

Angka kematian ini juga semakin bertambah setiap tahunnya seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia yang suka mengudap makanan tinggi lemak. Selain itu, faktor gaya hidup yang tak sehat, seperti gemar merokok, menenggak alkohol berlebihan, penyakit hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi, juga menambah banyak deretan penderita penyakit jantung.

Rabu, 20 April 2011

Kenyataan itu harus dihadapi

Ada pepatah mengatakan...."kenyataan itu pahit"....ada benarnya juga pepatah tersebut....tapi kita tidak boleh larut dalam kepahitan itu yang nantinya akan membuat kita lemah dalam menghadapi apapun. Sebagai insan yang menganut ajaran suatu agama, kita harus bisa menyikapi suatu masalah atau kenyataan yang pahit yang sedang kita alami dengan sabar dan ikhlas, serta selalu berserah diri Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kenyataan pahit itu kadang masih sering menghantui, tetapi kita tidak boleh berkutat dengan pemikiran ke masalah tersebut. Mari kita mencoba melawannya dengan pemikiran yang relax, sabar, ikhlas,  berserah diri kepada  Tuhan Yang Maha Esa. Itu semua adalah senjata untuk melawan masalah.